Military Reflections: The Struggle of Sultan Ageng Tirtayasa and Its Implications for the Total People’s War Strategy
Abstract
Sultan Ageng Tirtayasa merupakan salah satu tokoh penting dalam perlawanan terhadap penjajahan di nusantara. Strategi yang ditempuhnya dalam menghadapi Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) tidak hanya mencerminkan kekuatan militernya, tetapi juga memberikan sumbangan bagi konsep pertahanan yang lebih luas dalam sejarah perjuangan bangsa. Artikel ini mengkaji strategi perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan VOC dan relevansinya dengan dasar-dasar Perang Rakyat Semesta di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode historis, dengan menelaah sumber-sumber primer dan sekunder untuk menggambarkan dinamika perjuangan Kesultanan Banten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi-strategi yang diterapkan Sultan Ageng Tirtayasa, seperti perang gerilya, diplomasi dengan kekuatan eksternal, dan mobilisasi rakyat, merupakan unsur-unsur penting dalam konsep pertahanan semesta yang diterapkan di Indonesia modern. Dengan memahami pola-pola perjuangan di masa lalu, artikel ini berupaya memberikan wawasan baru tentang keberlangsungan strategi perlawanan dalam mempertahankan kedaulatan nasional.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DPRRI., “UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.,” 2002.
Nanto Nurhuda, “LITERATURE REVIEW TENTANG SEJARAH PERANG DALAM STRATEGI PERANG SEMESTA INDONESIA,” J. Inov. Penelitian, vol. 1, no. 10, 2021.
M. S. Ricklefs, M. C., & Nugraha, Sejarah Indonesia Modern. Serambi Ilmu Semesta, 2008. [Online]. Available: https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC
C. F. Feddersen, Principled Pragmatism:VOC Interaction with Makassar 1637-68, and the Nature of Company Diplomacy. 2017. doi: 10.23865/noasp.23.
& B. Harry, J., Bulan Sabit dna Matahari Terbibt. Dunia Pustaka Jaya, 1980.
Anthony Reid, Southeast Asia in the Age of Commerce, 1450-1680. Canberra: Yale University Press, 1988. [Online]. Available: https://www.google.co.id/books/edition/Southeast_Asia_in_the_Age_of_Commerce_14/IJ9TzQEACAAJ?hl=en
L. Blussé, Strange company: Chinese settlers, mestizo women and the Dutch in Voc Batavia. Foris Publications, 1986.
O. A. K. Shavab, “Peranan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) Dalam Menjaga Eksistensi Kesultanan Banten di Bidang Kemaritiman,” 2016.
J. W. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mix Method Approaches, In Acta Un. SAGE Publications Ltd, 2014.
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, 23rd ed. Alfabeta, 2016.
U. Manor, “Meninjau kembali sejarah Banten: Studi Kasus pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dan implementasi kepemimpinannya.,” J. Pembang. Mns. Dan Kebudayaan. Kementeri. Koord. Bid. Pembang. Mns. Dan Kebudayaan., 2021.
A. Roy, “Persenjataan Modern dalam Perang dan Pertahanan Nasional,” J. Sej. Citra Lekha, vol. 1, no. 1, pp. 25–33, 2015.
Y. Harun, Kerajaan Islam Nusantara. Kurnia Kalam Sejahtera., 1995.
S. Erwantoro, H., & Galba, “Kota dan Kabupaten dalam Lintasan Sejarah: Banten, Lebak, Subak, Kuningan,” Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006.
B. Setyawan, “Perdagangan Maritim di Pelabuhan Banten Pada Masa Sultan Ageng Tirtayasa Tahun 1651-1683,” Universitas Jember, 2019.
M. Usman, “Meninjau Kembali Sejarah Banten,” J. Pembang. Mns. Dan Kebud., pp. 105–116, 2021.
S. M. Ulfah, “Perlawanan Banten Terhadap Belanda,” J. Ilmu Sej., pp. 1–13, 2016.
DOI: http://dx.doi.org/10.52155/ijpsat.v49.1.6980
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Krisaldi Pratama

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

















